pekerjaan interior kapal
1. Bentuk dasar ruangan di kapal
Sebelum kapal
dibangun, ada tahap pembuatan rencana umum (general arrangement). Dalam rencana
umum tersebut telah direncanakan berapa
jumlah krew/ penumpang kapal, berapa jumlah ruangan yang harus disediakan serta
ukuran-ukuran dari tiap ruangan dan penggunaanya (lihat gambar 17.2). Dalam
sebuah rencana umum, bahkan telah direncanakan tataletak dari perabotan, mebel yang
akan dipasang serta posisi dari peralatan tersebut.
Pada kapal-kapal dagang seperti
general kargo, tanker, kontainer desain
interior hampir sama, dapat dikatakan tidak ada perbedaan karena pada kapal
tersebut yang paling utama adalah ruang muat yang semaksimal mungkin. Manusia yang
tinggal hanyalah krew kapal yang mengoperasikan kapal dengan tujuan perdagangan
yang tujuan akhir adalah keuntungan yang sebesar besarnya. Lain halnya pada
kapal kapal penumpang terlebih pada kapal pesiar, desain interior sangatlah
diutamakan, hal tersebut berkaitan dengan tujuan utamanya adalah kepuasan
pelanggan/ penumpang. Sehingga bentuk ruangan dan interior pengisinya pun bisa
melebihi hotel bintang lima.
Bentuk dasar ruangan yang dikapal
secara umum mengikuti lengkungan/ bentuk dari kapal tersebut. Jumlah dan macam
ruangan untuk kapal dagang/ merchant ships biasanya disesuaikan kebutuhan
seperti :
Pembagian
ruangan – ruangan utama ( main – spaces ) yakni :
-
Ruangan
Muatan.
-
Ruangan
mesin.
-
Ruangan akomodasi anak
buah kapal dan penumpang.
-
Ruang
Navigasi.
-
Tangki
– tangki.
-
Ruangan
lainnya.
Ruangan akomodasi anak buah kapal (ABK)
merupakan ruangan dimana dalam ruangan tempat krew istirahat, mengerjakan tugas
dan aktivitas lainya. sehigga dalam menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas,
dan ukuran dari ruangan – ruangan
berikut ( termasuk perlengkapan didalamnya ) berdasarkan tingkatan dan jumlah
anak buah kapal dan penumpang dengan memperhatikan super structure dan deck –
house yang tersedia.
-
Sleeping
room.(ruang tidur)
-
Mess
room ( dining room )/ ruang makan /santai.
-
Washing
accommodation.(ruang cuci)
-
Hospital(klinik/rumahsakit
dikapal)
-
Galley
dan provision store.(dapur dan ruang penyimpan makanan)
-
Acces
(jalan), ladder(tangga) dan stairs dalam hubungannya dengan means of escape (jalan
menyelamaatkan diri saat terjadi kecelakaan/ kebakaran ) sesuai
konvensi SOLAS 1960 /1974.
2. Rencana Umum Kapal
Langkah pertama untuk pembuatan rencana umum adalah
pembagian ruangan-ruangan utama dalam kapal, misalnya pembagian ruangan pada
lambung kapal untuk ruang muat, kamar mesin dan tangki-tangki serta pembagian
ruangan-ruangan pada bangunan atas untuk ruangan akomodasi dal lain-lain.
Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun rencana umum antara lain:
1. Besarnya volume ruang muat didasarkan pada jenis dan
jumlah muatan.
2. Cara penyimpanan muatan dalam ruang palkah dan system
penanganan muatan (Cargo Handling).
3. Besarnya volume ruang akomodasi didasarkan pada jumlah
anak buak kapal dan penumpang serta standart ruang akomodasi.
4. Besarnya volume tangki terutama tangki ballast dan tangki
bahan bakar didasarkan pada tipe mesin yang digunakan dan jalur pelayarannya.
5. Standart pembagian sekat baik sekat melintang maupun
sekat memanjang.
6.
Ukuran utama kapal.
7.
Gambar Rencana Garis.
Permasalahan
dalam penyusunan rencana umum biasanya tergantung dari tipe kapal yang
direncanakan. Namun pada dasarnya pembuatan rencana umum untuk semua tipe
memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti dalam penyusunan ruangan
akomodasi dan daya mesin meskipun untuk kapal yang berbeda akan menyebabkan
terjadinya perbedaan kapasitas.
Rencana umum dari sebuah kapal merupakan gambaran
penyusunan ruangan-ruangan, peralatan-peralatan serta pintu-pintu yang tepat.
Langkah-langkah dalam penyusunan rencana umum dari sebuah kapal antara lain
pembagian ruangan-ruangan utama, pengaturan batas-batas tiap ruangan,
penempatan perlengkapan-perlengkapan di dalam ruangan serta penyusunan
pintu-pintu pada tiap ruangan.
3. .Ruangan Muatan ( cargo
spaces ).
Dalam
merancang sebuah kapal tidak dapat dihindari adanya berbagai macam kepentingan
yang akan saling bertentangan dan itu akan didapatkan pada penyusunan rencana
umum ini.Efisiensi dari suatu kapal salah satunya ditentukan oleh penyusunan
ruangan-ruangan yang tepat serta penempatan pintu-pintu yang efektif di antara
ruangan-ruangan tersebut. Dapat dikatakan bahwa
penyusunan ruangan-ruangan yang baik akan dapat meningkatkan nilai guna dan
nilai ekonomis dari sebuah kapal. Hal ini mempengaruhi pada konstruksi dan
biaya operasional kapal tersebut. Langkah-langkah dalam penentuan cargo spaces adalah:
1)
Menentukan kebutuhan
volume ruang muatan berdasarkan jenis, jumlah dan specific volume dari muatan
yang akan diangkut.
2)
Menentukan panjang ruang
muatan dan letak ruangan muatan kapal.
3) Menentukan jumlah dan letak dari transverse watertight bulkhead berdasarkan
perhitungan flodable length (watertight
subdivision) dengan memperhitungkan rules klasifikasi mengenai hal ini,
termasuk ketentuan mengenai collision bulkhead (Forepeak bulkhead) dan after peak bulkhead ( stuffing box bulkhead ).
4)
Menentukan tinggi double
bottom berdasarkan peraturanklasifikasi.
5)
Menentukan frame –
spacing berdasarkan peraturan klasifikasi.
6)
Menentukan jumlah dan
tinggi geladak antara ( tween deck )
dengan memperhatikan jenis dari muatan yang diangkut kapal.
7)
Menentukan jumlah dan
ukuran serta letak dari hatchways (lubang
palkah).
8)
Menentukan jumlah,
kapasitas dan letak dari ventilator trunk.
0 komentar:
Posting Komentar